KEHATI Umumkan 5 Peraih KEHATI Award 2024, Apresiasi Para Penyelamat Keanekaragaman Hayati dan Lingkungan Hidup

Para peraih KEHATI Award berfoto bersama Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos dan Juri Amanda Katili 

JAKARTA – Dinilai memiliki upaya yang signifikan terhadap penyelamatan lingkungan dan mengurangi kerusakan alam, lima peserta meraih KEHATI Award 2024. Mereka berhasil menyisihkan 215 peserta lainnya yang dinominasikan oleh berbagai kelompok/individu dari 30 provinsi.

Tahun ini Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) memberikan KEHATI Award untuk lima kategori yakni forestry, marine, agriculture, climate change, dan waste and pollution. Apresiasi ini diikuti oleh sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), akademisi-masyarakat ilmiah, masyarakat adat, jurnalis, generasi muda, pekerja seni-seniman, budayawan-agamawan, dan champion-local leader.

Berdasarkan tahapan seleksi sejak 1 Agustus hingga penilaian terakhir di Oktober, dewan juri menetapkan para peraih penghargaan, yakni Kelompok Pelestari Hutan Pesanguan, Lampung (kategori forestry), Natural Aceh, Banda Aceh (kategori marine), Gestianus Sino, Kupang (kategori agriculture), Komunitas Banyu Bening, Sleman (kategori climate change), dan Yogi Tujuliarto, Jakarta (kategori waste and pollution).

Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos mengatakan penghargaan tertinggi di bidang keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup di tanah air ini digelar untuk mengapresiasi upaya yang dilakukan para individu dan kelompok yang telah melakukan penyelamatan dan berusaha keras mengurangi kerusakan alam.

“Penghargaan yang diberikan sejak tahun 2000 ini adalah bentuk apresiasi terhadap upaya luar biasa dari perseorangan dan lembaga yang peduli terhadap lestarinya keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup di Indonesia,” kata Riki pada Malam Penghargaan KEHATI Award 2024 di Jakarta, Selasa (3/12/2024).

Riki menjelaskan ada tiga tujuan penyelenggaraan award ini yakni mendorong upaya serta inovasi di bidang pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati, memacu semangat dan motivasi masyarakat dalam pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati, dan memberikan inspirasi dan pembelajaran dalam upaya pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati di tingkat tapak.

Menurutnyam Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia dan masuk salah satu dari 17 ‘Negara Megadiversitas’ dunia yang secara total memiliki 70% keanekaragaman hayati dunia. World Economic Forum (WEF) mencatat, keanekaragaman hayati di Indonesia tertinggi nomor dua di dunia setelah Brazil.

Riki menjelaskan bahwa upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya hayati kini menghadapi tantangan besar, mulai dari perubahan tata guna lahan dan laut, kurangnya pemanfaatan yang berkelanjutan, pencemaran lingkungan, dan perubahan iklim.

Padahal, keanekaragaman hayati berperan penting menciptakan keseimbangan ekosistem, melestarikan ragam budaya, mendukung pertumbuhan ekonomi, sumber penghidupan masyarakat adat, serta menyediakan jasa lingkungan yang dapat dinikmati masyarakat luas.

Tantangan 2045

Oleh sebab itu, dengan tantangan ini, KEHATI mendorong solusi berbasis alam melalui pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati yang berkeadilan. Salah satu arahan strategis adalah mendorong upaya pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan dan inovatif, guna menjawab masalah triple planetary crisis, menguatkan kapasitas masyarakat, serta membuka akses dan pembagian manfaat keanekaragaman hayati yang adil dan inklusif. 

Apalagi di tahun 2045, Indonesia diperkirakan menjadi negara industri dan menjadi kekuatan ekonomi keempat di dunia. Karena itu, Indonesia harus mengakar pada kekayaan sumber daya keanekaragaman hayati dan keragaman kebudayaan.

“Keanekaragaman hayati tak terbatas pada upaya konservasi, tapi bisa menjelma menjadi sumber-sumber inspirasi, pengetahuan, paradigma berpikir. Secara strategis, kami di KEHATI, berperan mengangkat inspirasi, inisiatif serta pengetahuan yang ada di masyarakat untuk menjadi pembelajaran, perbaikan kebijakan, dan pengakuan atas upaya masyarakat sipil,” kata Riki.

Terkait dengan penilaian penghargaan ini, Amanda Katili Niode Ketua Dewan Juri KEHATI Award 2024 mengatakan beberapa kriteria yang menjadi penilaian ialah besarnya manfaat dan dampak positif terhadap keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup, serta dampak positif kepada masyarakat, baik di sekitar lokasi maupun masyarakat umum.

Kriteria lain yakni keberlanjutan kegiatan, apakah hanya sesaat atau jangka panjang, serta besarnya upaya dan pengorbanan yang dicurahkan di luar tugas dan kewajiban seseorang atau kelompok/organisasi.

Kriteria berikutnya yakni keterlibatan pihak-pihak lain dalam usaha yang dilakukan demi menunjang kesinambungan kegiatan dan mempertinggi nilai manfaat dan orisinalitas dan inovasi kegiatan/usaha.

“Ajang ini memberikan kesadaran dan inspirasi bagi kita atas upaya pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati yang tak kenal lelah, bahkan tanpa diketahui banyak orang,” katanya.

Mereka lanjut Amanda, berjuang dengan cara dan kapasitas masing-masing. Ada yang berhasil membangun pertanian organik dengan lahan terbatas, merehabilitasi lahan yang dirambah, menjalankan sustainable financing, ada juga yang konsisten membentuk community groups, serta berhasil menghasilkan gerakan yang bukan hanya di satu daerah, tapi nasional, bahkan sampai ke Papua, Bali, Ternate, Kalimantan.

Secara lengkap 12 juri tersebut yakni Dr. Iman Santoso, Dewan Pembina Kaleka (Kategori Forest), Mia Siscawati Ph.D, Universitas Indonesia, Prof. Dwi Andreas Santosa, IPB, dan Rinna Syawal SP MP, Badan Pangan Nasional.

Lainnya yakni Prof.Dr. Ir. Luky Adrianto, M.Sc., IPB, Hamish Daud, Indonesian Ocean Pride, Amanda Katilli-Niode, Climate Reality Indonesia, Moekti H Soejachmoen, Direktur IRID.

Berikutnya ada Leonard Simanjuntak, Greenpeace Indonesia, Anya Sapphira, H&M Indonesia, Riki Frindos, Yayasan KEHATI, dan Dr. Rony Megawanto, Yayasan KEHATI.

Para peraih penghargaan akan mendapatkan trofi tetap KEHATI Award 2024, hadiah uang Rp25.000.000, dan kesempatan mendapatkan dana hibah melalui pengajuan proposal.

Selain KEHATI Award, KEHATI juga rutin memberikan penghargaan lain yakni ESG Award by KEHATI yang merupakan pengembangan dan pembaharuan secara signifikan dari konsep SRI-KEHATI Award yang pernah dilaksanakan sebelumnya. Tiga fokus utama penghargaan ESG ini yakni capital market, impact investment, dan debt and project financing.

Inilah daftar peraih Penghargaan KEHATI Award 2024:

Untuk kategori Forestry diraih Kelompok Pelestari Hutan Pesanguan dari Tanggamus Lampung. Judul program: Giat Konservasi Lokal Untuk Lestarikan Alam Bukit Barisan Selatan

Untuk kategori Marine diraih oleh Natural Aceh dari Desa Alue Naga, Banda Aceh. Judul program: Budidaya Tiram Berkelanjutan dengan Memanfaatkan Bahan Daur Ulang di Alue Naga Pasca-Tsunami

Untuk kategori Agriculture diraih oleh Gestianus Sino dari Kupang, NTT.  Judul program: Pertanian Organik Terintegrasi di Lahan Gersang Kupang: Menuju Kemandirian Pangan dan Kelestarian Lingkungan

Untuk kategori Climate Change diraih oleh Komunitas Banyu Bening dari Sleman Yogyakarta. Judul program: Pengelolaan dan Pemanfaatan air Hujan sebagai Sumber Air Bersih (Air Minum) Saat Ini dan Kedepan 

Dan untuk kategori Waste and Pollution diraih oleh Yogi Tujuliarto, dari Jakarta. Judul program:  Karya Liputan Jurnalistik (News & Dokumenter) IN-DEPTH Reporting tentang Waste & Pollution untuk Membangun Kesadaran Masyarakat dan Mendorong Solusi dari Pemangku Kebijakan. Tema Utama:  Belenggu Sampah Impor di Indonesia dan Asia Tenggara (Negara Berkembang) .  

Diberdayakan oleh Blogger.