Puisi Pulo Lasman Simanjuntak Jadi Repertoire Kompetisi Piano Nusantara Plus 2024 dan ASA 2025
JAKARTA-Kompetisi Piano Nusantara Plus ( KPN+ ) telah berlangsung di Depok, Medan, Bandung, Bogor, Bekasi, Tangerang, dan Palembang , serta pada 7 Desember 2024 mendatang akan berlangsung di Jakarta.
KPN + telah menorehkan sejarah baru dalam perkawinan sastra dan musik klasik, genre tembang puitik.
Kompetisi musik klasik yang digagas oleh Komponis dan Pianis Ananda Sukarlan ini sebetulnya telah dimulai sebelum pandemi dengan nama Kompetisi Piano Nusantara.
Namun , sempat vakum sejak 2020 dan tahun ini dimulai lagi, ditambah kata "plus" karena bukan hanya untuk piano, tapi untuk semua instrumen termasuk vokal klasik.
" Para vokalis (soprano, tenor, bariton-red) dapat bebas memilih karya tembang puitik berdasarkan puisi para penyair Indonesia yang cocok untuk karakter dan teknik vokal mereka," ujar Ananda Sukarlan kepada harianterbitonline.id di Jakarta pada Kamis siang (7/11/2024).
Dijelaskannya, untuk mengikuti babak semi final di Jakarta 7 Desember nanti, para vokalis dapat memilih tembang puitik dari kumpulan partitur Tembang Puitik Ananda Sukarlan.
" Termasuk jilid ke-9 yang baru terbit minggu ini yang berisi 20 puisi antara lain Pulo Lasman Simanjuntak, Idrus Shahab, Effendi Kadarisman, Shantined, Sihar Ramses Simatupang, D. Zawawi Imron, Joshua Igho, Hilmi Faiq atau Kurnia Effendi, sebagai bahan untuk menunjukkan kedalaman ekspresi, kematangan musikalitas dan kemampuan teknik vokalnya untuk merebut kejuaraan KPN+," ucapnya.
Pendaftaran untuk babak semi final terakhir di Jakarta telah ditutup dengan jumlah 60 peserta, baik pianis, instrumen lain maupun vokalis.
Total sudah ada lebih dari 350 peserta dari 8 kota, sebuah angka yang sangat mengejutkan dan membanggakan untuk genre musik klasik yang kelihatannya masih cukup "marginal" di Indonesia.
Dari babak semifinal di Jakarta nanti akan dipilih maksimum 20 peserta yang berhak mengikuti babak final hari berikutnya, 8 Desember di tempat yang sama, yaitu auditorium Institut Francais d'Indonesie (IFI).
Para pemenang dari babak final ini akan berkompetisi memperebutkan tempat di Ananda Sukarlan Award, kompetisi musik klasik paling prestisius di Indonesia pada Juli 2025.
Karya-karya ini, bersama dengan semua tembang puitik di volume 5-8 yang telah terbit beberapa tahun lalu dapat dipilih untuk menjadi repertoire di kompetisi Ananda Sukarlan Award 2025, tentunya di kategori Tembang Puitik, bulan Juli 2025 nanti.
Kompetisi ini telah melahirkan para vokalis klasik paling terkemuka di Indonesia saat ini, seperti Isyana Sarasvati, Pepita Salim, Mariska Setiawan dan Nikodemus Lukas (dalam dunia pop menggunakan nama Nick Lucas). Vokalis pemenang kompetisi ini akan mendapatkan beasiswa untuk kursus musim panas (summercourse) di tahun 2026 ke Eropa.
Tapi sementara menunggu ASA Juli 2025, para pemenang ini akan ditampilkan di berbagai konser Ananda Sukarlan sejak Desember 2024 sampai Juni 2025.
Untuk kategori Tembang Puitik di ASA 2025, ada satu syarat yang telah direvisi oleh Ananda Sukarlan sendiri : para penyanyi tingkat profesional (18 tahun ke atas) harus menyanyikan 3 (tiga) lagu dari 3 penyair Indonesia yang berbeda (selain lagu klasik "barat" seperti karya Franz Schubert, Gabriel Faure, Andre Previn dan komponis "Barat" lainnya).
Perubahan ini disebabkan banyaknya penyanyi yang memiliki "penyair favorit" (terutama Sapardi Djoko Damono atau Joko Pinurbo) di edisi-edisi sebelumnya yang menyanyikan semua lagunya dari penyair yang sama.
Revisi "3 penyair yang berbeda" ini memberi kesempatan kepada mereka untuk mengeksplorasi karya-karya penyair lain, bahkan dari nama-nama yang jarang bahkan belum pernah mereka dengar sebelumnya, termasuk para penyair muda.
Ananda Sukarlan sendiri akan memberikan masterclass untuk semua instrumen ataupun vokal klasik sebelum acara puncak KPN+ : 24 November di Depok (KITA Anak Negeri) dan 1 Desember di Jakarta (Sekolah Piano and Co. yang didirikan oleh pianis Angelica Liviana).
Tahun depan, Kompetisi Piano Nusantara Plus membuka kesempatan untuk para pegiat seni musik klasik di luar kota Jakarta untuk menjadi mitra lokal untuk pelaksanaan Kompetisi Piano Nusantara Plus 2025 dan menjadi bagian dari keluarga KPN+ .
Terutama untuk kota-kota yang belum pernah diadakan kompetisi musik klasik, ini adalah kesempatan untuk menoreh sejarah sebagai penyelenggara pertama kompetisi musik klasik di kota itu.
Nama besar Ananda Sukarlan diharapkan bisa menjadi magnet yang kuat untuk menarik calon peserta di berbagai daerah yang belum terekspos kegiatan musik klasiknya. Palembang, Depok dan Bekasi,
telah membuktikan, bagaimana kota-kota yang musik klasik kelihatannya belum eksis, ternyata diikutsertai oleh lebih dari 60 peserta di tiap kota, dan untuk Palembang bahkan memecahkan rekor jumlah peserta dengan 119 peserta.
Terinspirasi Oleh Puisi
Komponis dan pianis Ananda Sukarlan pun menekankan bahwa bukan hanya kuantitas, tapi kualitas peserta pun cukup baik dan bisa bertanding dengan para finalis dari kota-kota lain di Jakarta 8 Desember nanti.
Sejak masa kuliahnya di Royal Conservatory of Music di Den Haag hingga saat ini, Ananda Sukarlan sering terinspirasi oleh puisi dalam berbagai bahasa untuk dijadikan "art song", atau istilah Indonesianya "Tembang Puitik" dalam bahasa Spanyol, Inggris dan Indonesia.
Karena kuantitas dan kualitas ratusan tembang puitik ini, Ananda bisa dianggap sebagai tokoh paling terkemuka dalam genre musik ini (baca https://bekasiana.com/listing/ananda-sukarlan-tokoh-tembang-puitik-indonesia/ )
Sampai saat ini sudah lebih dari 500 tembang puitik ia ciptakan sejak akhir dekade 1980-an sampai sekarang.
Dan, telah dinyanyikan oleh ratusan, mungkin ribuan vokalis klasik di seluruh dunia serta menjadi bahan riset untuk tesis dan disertasi di berbagai universitas.(**/Las)
Post a Comment