Menkes Budi Tagih RSJPD Harapan Kita untuk Lakukan Layanan Transplantasi Jantung

Menkes Budi Gunadi Sadikin pada puncak HUT RSJPD Harapan Kita Ke-39

JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendorong Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita untuk bisa melakukan layanan transplantasi jantung. Karena layanan transplantasi jantung sudah bisa dilakukan di beberapa negara termasuk negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

“Saya menagih janji transplantasi jantung, yang seumur hidup Indonesia belum bisa melakukan seperti yang sudah negara lain lakukan termasuk Thailand dan Malaysia. Saya sebagai Menteri Kesehatan sebel, masak kita kalah dengan negara-negara lain,” ujar Menkes pada puncak peringaran Hari Ulang Tahun RSJPD Harapan Kita ke-39 sekaligus peluncuran layanan Genomik pada Minggu (24/11/2024).

Menurut Menkes, layanan transplantasi jantung adalah salah satu cara yang bisa dilakukan RSJPD Harapan Kita agar bisa naik kelas. “Harapan Kita butuh apa supaya bisa kami bantu. Kalau perlu kerja sama dengan RS Pusat Otak Nasional yang memiliki kasus mati batang otak cukup banyak. Kasih tahu saya sekarang,” lanjut Menkes.

Ia menekankan bahwa sudah cukup dokter-dokter di Indonesia belajar tentang transplantasi jantung. “Kelamaan belajar tanpa praktek nggak bagus juga. Harus memberi kemaslahatan untuk orang lain,” tegas Menkes.

Menkes juga meminta agar RSJPD Jantung Harapan Kita bisa memastikan pelayanan jantung di semua rumah sakit yang diampunya sudah naik kelas. Pemberikan fasilitas cath lab di rumah sakit yang diampun RSJPD Harapan Kita jangan hanya bisa untuk Percutaneous Coronary Intervension (PCI), tetapi juga harus bisa untuk ablasi, dan lainnya. “Standar layanan harus dinaikkan karena alat-alatnya sudah datang,” kata Menkes.

Dalam kesempatan tersebut Menkes kembali menekankan tiga tugas utama yang harus dilakukan RSJPD Harapan Kita sebagai pusat jantung nasional. Yakni harus bisa melayani pasien sebaik mungkin, harus bisa meneliti teknologi dan prosedur pengobatan terbaru dan harus mampu mengampu, mendidik, mengajak dan mengajari rumah sakit lain.

Saat ini, sebanyak 100 rumah sakit sudah memiliki Cath lab dan tahun depan targetnya bisa bertambah 100 lagi. Dari 100 rumah sakit yang sudah memiliki cath lab, baru 84 yang bisa melakukan intervensi jantung karena masalah kekurangan dokter spesialis jantung. “Saya minta tolong segera selesaikan masalah ini, agar nantinya 514 kabupaten/kota sudah miliki cath lab,” tegas Menkes.

Selain itu, Menkes juga mengingatkan agar RSJPD Harapan Kita segera menyelesaikan pengampuan untuk 10 ribu Puskesmas karena tahun 2025 semua Puskesmas akan mendapatkan EKG sehingga kalau ada gejala penyakit jantung bisa ditangani di level Puskesmas.

“Jantung termasuk jenis penyakit dengan angka kematian yang tinggi rata-rata 300 ribu kasus per tahun. Jantung juga jenis penyakit dengan pembiayaan yang sangat besar di BPJS Kesehatan. Karena itu kita harus segera bisa menyelesaikannya,” ujar Menkes Budi.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama RSJPD Harapan Kita Dr. Iwan Dakota mengatakan untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat, RSJPD Harapan Kita meluncurkan layanan terbaru yakni Layanan Genomik dan Layanan Heartfit. Layanan ini dapat mengecek keadaan tubuh terkait kemungkinan atau factor genetic terjadinya penyakit jantung melalui tes genomic. 

Terdapat 4 jenis layanan yaitu CardiacReady, RxReasy, LifeReady dan NutriReady dengan spesifikasi sebagai berikut:

Pertama, CardiacReady adalah tes genomic terkait gaya hidup tingkat lanjut yang dirancang khusus untuk memenuhi beragam kebutuhan pasien dan layanan kesehatan penyedia seperti pengelolaan berat badan, kesehatan jantung dan kesehatan wanita.

Kedua, RXReady, adalah tes genomic untuk menguji kemanjuran dan keamanan lebih dari 180 obat, membantu dokter mempersonalisasi terapi.

Ketiga, LifeReady adalah pemeriksaan kesehatan yang komprehensif dan inovatif, memberdayakan klien/pasien dalam gaya hidup yang lebih sehat.

Dan keempat, NutriReady adalah pemeriksaan terkait informasi DNA metabolism nutrisi, intoleransi makanan, dan sifat keseimbangan energi.

“Melalui layanan ini maka dapat memprediksi serta menilai risiko secara akurat dengan gabungan informasi genetic dan factor risiko tradisional. Tidak hanya itu, layanan ini juga memungkinkan intervensi dini yang lebih efektif serta meningkatkan kesadaran individu terhadap kesehatan jantung,” tutup Dr Iwan. (inung)

Diberdayakan oleh Blogger.