Komponis dan Musisi Ananda Sukarlan Mengangkat Tembang Puitik 'Menulis Syair Untuk Presiden Episode Dua' Karya Penyair Pulo Lasman Simanjuntak
JAKARTA-Komponis dan Musisi Indonesia Ananda Sukarlan mengangkat tembang puitik dari puisi berjudul " Menulis Syair Untuk Presiden Episode Dua" karya Penyair Pulo Lasman Simanjuntak.
" Baru kelar partitur-nya.Nanti akan diterbitkan format lagunya.Terus penyanyi-penyanyi bakal pilih lagu, terutama yang mereka suka.Biasanya sih begitu.Terbit lagunya mudah-mudahan bulan depan, gitu deh," katanya ketika dihubungi di Jakarta pada Rabu (16/10/2024).
Ditanya lebih jauh kapan puisi berjudul "Menulis Syair Untuk Presiden Episode Dua" karya Penyair Pulo Lasman Simanjuntak bisa tayang (dipublish) ,ia menjawab semoga bisa terwujud bln November 2024 mendatang.
" Soalnya aku enggak bisa maksa vokalis-vokalis itu untuk pilih laguku yang mana, kecuali di konser-ku ya," ujarnya.
Menurutnya, kalau mau "dipamerkan", lanjut komponis yang juga pianis ini, bisa saja.
"Silahkan partitur-nya di-screenshot.Misalnya halaman pertama, itu juga bisa mewakili perhatian vokalis-vokalis sih,aku di-tag aja, vokalis-vokalis itu akan lihat FB aku.Tembang puitik ini akan masuk volume ke-9," pungkasnya.
Paling Aktif dan Produktif
Ananda Sukarlan telah diakui banyak negara sebagai komponis Indonesia yang paling aktif dan produktif dalam menciptakan tembang puitik, yaitu karya musik yang tercipta berdasarkan karya puisi yang sudah ditulis oleh penyair atau sastrawan.
Lebih dari 500 karya untuk vokalis diiringi piano atau instrumen lain telah ia ciptakan dalam bahasa Spanyol, Inggris dan Indonesia.
Selama hidupnya, Komponis Ananda Sukarlan telah menciptakan musik paling banyak dari puisi-puisi Emily Dickinson, dan Robert Frost.
Di Indonesia ada puisi-puisi karya Penyair Sapardi Djoko Damono, Joko Pinurbo, Eka Budianta, Emi Suy, Wiji Thukul, Nanang Suryadi, Hasan Aspahani , Pulo Lasman Simanjuntak dan juga penyair muda seperti Adimas Immanuel, Muhammad Subhan, serta puluhan penyair lainnya.
Kini ia sedang dalam proses mengumpulkan semua karya tembang puitiknya yang sudah ia tulis sejak ia kuliah di Royal Conservatory of Music, Den Haag (Belanda) sejak akhir dekade 1980-an sampai kelulusannya dengan Summa CumLaude.
Saat ini sudah terkumpul sekitar 300-an dalam 8 jilid buku "Tembang Puitik Ananda Sukarlan".
Bulan November 2023 lalu musisi berbintang Gemini ini menjadi warga negara Indonesia pertama yang dianugerahi penghargaan kesatriaan Royal Order of Isabella the Catholic (Real Orden de Isabel la Católica), penghargaan tertinggi dari Kerajaan Spanyol yang diberikan kepada tokoh sipil atau lembaga sebagai pengakuan atas jasa luar biasa terhadap negara atau hubungan internasional / kerjasama dengan negara lain. Selain diganjar Real Orden de Isabel la Católica, Ananda Sukarlan juga pernah dianugerahi gelar kesatriaan Cavaliere Ordine della Stella d'Italia oleh Presiden Italia Sergio Mattarella pada tahun 2020.
Selain itu, seniman Indonesia pertama yang diundang Portugal tepat setelah hubungan diplomatik Indonesia dan Portugal pada tahun 2000 ini juga telah dianugerahi banyak pengakuan swasta seperti Prix Nadia Boulanger dari Orleans, Prancis.
Baru-baru ini ia adalah salah satu dari 32 dalam buku Heroes Amongst Us (Pahlawan di Antara Kita) yang ditulis oleh Dr. Amit Nagpal yang diterbitkan di India.
Ananda juga masuk sebagai salah satu dari 100 Asia's Most Influential atau "Orang Asia Paling Berpengaruh" di dunia seni tahun 2020 oleh Majalah Tatler Asia.
Berikut puisi "Menulis Syair Untuk Presiden Episode Dua" karya Penyair Pulo Lasman Simanjuntak.
-episode dua-
jika aku jadi presiden
aku akan melanjutkan
menulis syair ini
sambil menghitung jumlah utang negara
di bawah awan garang
bahkan angan-angannya telah dikorupsikan mencapai delapan puluh triliun rupiah
setelah itu
kutelan rakus ribuan kilometer
jaringan jalan tol, kereta api cepat, bendungan tak bisa dijebol, dan mobil listrik yang sering meledak di pinggir jalan protokol
sekarang lihatlah,
aku sudah jadi presiden
tak punya janji
hanya kusodorkan
perawan berpendidikan
anak-anak mampu berlarian
mengejar sejumlah harapan
tanpa harus jadi pesakitan
karena masa depan
bukan lagi milik pesyair
yang rajin menulis syair
untuk disodorkan
di pintu gerbang negarawan
acapkali kebakaran
uraikan kemacetan di seputar
bunderan kematian
Jakarta, Kamis 1 Februari 2024
(***/Las)
Post a Comment