Menkes Budi Janjikan Jadi Petugas Kesehatan Haji Hingga Program Fellowship bagi Nakes Teladan

Menkes Budi memberikan keterangan pers terkait nakes dan named teladan 2024

JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan sejumlah hadiah menarik bagi para penerima anugerah tenaga kesehatan (Nakes), tenaga medis (Named) dan kader kesehatan teladan tahun 2024. Hadiah yang dijanjikan Menkes diantaranya menjadi petugas kesehatan haji bagi yang beragama Islam dan mengikuti program fellowship di luar negeri bagi yang non Islam.

“Saya minta Ibu Ade (red: Dirjen Tenaga Kesehatan) untuk mengawal dan mengawasi mereka. Karena 5 atau 10 tahun lagi merekalah yang akan menjadi pemimpin di sektor kesehatan,” ujar Menkes usai menyerahkan penghargaan kepada 300 tenaga medis, tenaga kesehatan dan kader kesehatan teladan 2024 di Jakarta pada Selasa (13/8/2024).

Ia mencontohkan dr Dante Saksono (Wamenkes) yang memang sejak muda merupakan salah satu dokter teladan di Puskesmas. “Kalau dari muda sudah kelihatan kariernya, biasanya akan naik terus sampai ke atas,” lanjut Menkes.

Karena itu, ia berpesan agar jika ada kesempatan atau peluang, diutamakan diberikan kepada para tenaga medis, tenaga kesehatan dan kader kesehatan teladan.

Menkes mengatakan tahun ini terdapat 200 peluang fellowship ke China. Nantinya pemerintah akan mengirimkan dokter, perawat, atau tenaga kesehatan teladan ke China untuk belajar.

Secara khusus, Menkes juga menyampaikan terimakasih kepada Dirjen Tenaga Kesehatan dan timnya. Karena telah membuat sejumlah gebrakan dan kebijakan yang sangat bermanfaat bagi tenaga kesehatan di Indonesia.

“Sekarang jutaan tenaga kesehatan sudah mengantongi STR seumur hidup, tidak perlu lagi repot memperpanjang 5 tahun sekali. Selain itu Bu Ade juga sudah urus SIP dan SKP dimana proses pembelajaran bisa dilakukan secara online sehingga biayanya lebih murah,” tambah Menkes.

Gebrakan dokter spesialis berbasis rumah sakit yang baru diluncurkan sehari, telah mencatat animo para dokter yang luar biasa. Dalam sehari pendaftaran dibuka, sudah lebih dari 800 dokter mendaftarkan diri. 

“Untuk semester ini kita buka 52 peserta, lalu semester berikutnya juga 52 dokter. Tahun depan kita berencana dobel jumlahnya,” tegas Menkes.

Program dokter spesialis berbasis rumah sakit ini terbuka untuk siapa saja, bukan anak siapa dan bukan pula dokter dari perkotaan saja. 

Melalui program dokter spesialis berbasis rumah sakit, Menkes berharap persoalan kekurangan dokter spesialis terutama di daerah pelosok bisa diselesaikan. Targetnya tahun 2027 seluruh rumah sakit di 514 kabupaten/kota sudah bisa memiliki dokter spesialis utamanya spesilias jantung agar bisa melakukan operasi kateter jantung. (inung)

Diberdayakan oleh Blogger.