World Water Forum ke-10 Resmi Dibuka, Presiden Jokowi Ungkap Pentingnya Kolaborasi

BALI,  Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama sejumlah menteri lainnya di Kabinet Indonesia Maju mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara pembukaan dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum ke-10 di Bali, Minggu (20/5/2024). 

Presiden Jokowi dalam sambutannya mengatakan, tema World Water Forum ke-10 yakni "Air Bagi Kemakmuran Bersama" bisa dimaknai menjadi tiga prinsip dasar, yaitu menghindari persaingan, mengedepankan pemerataan dan kerja sama inklusif serta menyokong perdamaian dan kemakmuran bersama. Intinya adalah kolaborasi. 

"Di mana ketiganya hanya bisa terwujud dengan sebuah kata kunci yaitu kolaborasi. Di Indonesia kolaborasi telah menjadi kunci keberhasilan dalam merestorasi Sungai Citarum, serta pengembangan energi hijau yakni Solar Panel Terapung di Waduk Cirata yang menjadi terbesar di Asia Tenggara dan ketiga di dunia," kata Presiden Jokowi.

Menteri Basuki mengatakan, Program Citarum Harum yang dilaksanakan sejak 2018 merupakan upaya khusus untuk meningkatkan kualitas air Sungai Citarum.  "Salah satu strategi menangani Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum adalah mengelola limbah sampah yang seharusnya tidak dibuang ke sungai," ujarnya.

Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya sudah melakukan beberapa kegiatan seperti pengelolaan air limbah domestik dan pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce,Reuse,Recycle (TPS3R). 
Saat ini Kementerian PUPR juga bekerja sama dengan Kemenko Marves telah merintis pengembangan pengelolaan air limbah domestik di wilayah Citarum. 
Dalam menjaga dan memperbaiki kondisi Sungai Citarum, Kementerian PUPR juga bekerja sama dengan TNI melakukan serangkaian kegiatan seperti pengerukan sendimen, pembibitan tanaman, penanaman pohon, sosialisasi dan patroli bersama.

Dalam mendukung Program Citarum Harum, Kementerian PUPR telah melakukan pengelolaan sumber daya air, pengelolaan limbah cair dan padat di sepanjang sungai dan permukiman, termasuk pengendalian banjir di wilayah hilir. Sejumlah infrastruktur telah dibangun diantaranya normalisasi kali mati (oxbow) yang telah dilaksanakan sejak 2019 di 5 lokasi yakni Kali Mati Dara Ulin, Mahmud, Bojong Soang, Sapan, dan Cisangkuy. 

Pada 2018, Kementerian PUPR juga telah menyelesaikan pembangunan Kolam Retensi Cieuntung di Kecamatan Baleendah seluas 4,75 ha berkapasitas tampung 190 ribu m3. Dengan dilengkapi 3 unit pompa pengendali banjir berkapasitas 3,5 m3/detik dan 1 unit pompa harian berkapasitas 1,5 m3/detik, tampungan air buatan ini mampu mengurangi debit banjir Citarum yang kerap menggenangi daerah Dayeuhkolot dan Baleendah.
 Saat ini juga telah diselesaikan pembangunan Kolam Retensi Andir dan polder-polder di Kabupaten Bandung sebagai tampungan pengendali banjir.

Selain itu, Presiden juga menyebutkan Indonesia khususnya masyarakat Bali memandang air adalah kemuliaan, yang mengandung nilai-nilai spritual dan budaya yang harus dikelola bersama-sama. "Hari ini tentu Indonesia berharap dunia dapat saling bergandengan tangan secara berkesinambungan untuk dapat memperkuat  komitmen kolaborasi dalam mengatasi tantangan global terkait air. Let's preserve our water today for shared prosperity tomorrow and in region to continuity ," kata Presiden.

Presiden World Water Council (WWC) Loic Fauchon mengucapkan terima kasih kepada Indonesia, karena telah mempersiapkan forum yang bergulir pada 19--25 Mei 2024 tersebut dengan baik dan penuh keramahan.
Indonesia adalah Ibu Kota Air Dunia dan Bali pusat air dunia selama seminggu ini," kata Loic Fauchon.

Loic mendorong seluruh pemangku kebijakan bisa mempengaruhi masyarakat untuk memperbanyak inovasi, pendanaan, hingga tata kelola air yang lebih baik. "Para utusan, yang tentu saja para pejuang air "water warriors" harus berjuang secara damai, berjuang demi perdamaian untuk keamanan, untuk kemakmuran bersama," kata Loic Fauchon. (*/Las)


Diberdayakan oleh Blogger.