Rosihan Kailinto Nurdin Sahabat Sejati, Sahabat Musik Indonesia

JAKARTA,- Apa makna seorang sahabat? Kita bisa belajar dari Rosihan Nurdin Rosihan Kailinto Nurdin. Meski ia telah wafat pada Sabtu, 13 Januari 2024 | 18.30 WIB lalu, kita tetap bisa belajar dari demikian banyak jejak persahabatan yang ia bangun semasa hidup.

Bagaimana menempatkan seorang sahabat? Kita bisa merujuk kepada apa yang telah dilakukan Yosef Erwiyantoro Cocomeo Cacamarica terhadap Rosihan Kailinto Nurdin. Juga, terhadap para sahabat yang lain, yang tiada henti silih berganti menyambangi Komunitas Kandang Ayam di Jalan Daksinapati No. 6, Rawamangun, Jakarta Timur.

Yosef Erwiyantoro adalah Presiden Komunitas Kandang Ayam. Pada Jumat, 19 Januari 2024 lalu, ia menginisiasi Malam Mengenang Rosihan Kailinto Nurdin. Artinya, di hari ke-6 wafatnya Rosihan. Para sahabat berdatangan dari berbagai penjuru tanah air. Silaturahmi sepenuh hati menjadi perekat yang kuat. Semua menyatu di lingkup langit yang satu, dalam bingkai persahabatan yang telah terjalin berpuluh tahun.

"Terima kasih Toro, telah melakukan yang terbaik untuk Hance," tutur Harry Tjahjono, yang malam itu hadir di Kandang Ayam. Toro adalah sapaan karib Yosef Erwiyantoro. Hance adalah sapaan karib Rosihan Kailinto Nurdin. Ada juga yang menyapanya Han.

Harry Tjahjono adalah seniman tulen negeri ini. Ia penyair, cerpenis, novelis, sekaligus penulis lagu yang mengesankan. Salah satu novelnya "Selamat Tinggal Duka" dimuat secara bersambung di Majalah Gadis -bagian dari korporasi Femina Group- kemudian diterbitkan sebagai buku, dan selanjutnya dijadikan film layar lebar.

Salah satu lagu ciptaan Harry Tjahjono "Harta Berharga" menjadi theme song serial televisi "Keluarga Cemara" telah menjadi buah bibir di mana-mana. Malam Mengenang Rosihan Kailinto Nurdin sejatinya adalah malam keluarga. Karena, Komunitas Kandang Ayam telah menjelma menjadi sebuah keluarga besar, dengan beragam etnis, beragam agama, serta beragam profesi.

Satu per satu sahabat pada malam itu, memberikan kesaksian, tentang betapa tulus-ikhlasnya Rosihan Kailinto Nurdin merawat silaturahmi dengan sesama. Merangkul para juniornya. Berbincang dengan rekan-rekan seusianya. Menaruh hormat kepada seniornya.

Di Malam Mengenang Rosihan Kailinto Nurdin pada Jumat, 19 Januari 2024 lalu itu, bukan hanya para sahabat yang hadir. Juga, istrinya -Lusiani Nurdin- serta kedua anaknya, Andi Yudha Perdana dan Andi Annisa Nurdin. Termasuk adik-adik Rosihan beserta ipar, yang sebagian datang dari Donggala, Sulawesi Tengah.

Mengawal Karier Sebagai Jurnalis 

Rosihan Kailinto Nurdin lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, pada 9 Juni 1954. Ia mengawali karier sebagai jurnalis di Mingguan Mahasiswa Memorandum Surabaya (1974-1976). Kemudian, bergabung di Majalah Kesehatan Higina (1979-1981), Majalah Fokus (1982-1984), Majalah Zaman (1985-1986), Majalah Extra (1987), Majalah Gadis (1987-1995). Ia lantas menjadi Produser Audio Visual di Femina Group (1996-2008) dan Majalah Grazia Indonesia (2009-20017).

Kenapa Rosihan dicatat sebagai Sahabat Musik Indonesia? Karena, minat serta kiprah Bang Han di bidang musik, lebih dominan, dibanding minatnya pada bidang yang lain. Lebih dari 80 persen perjalanan karirnya sebagai jurnalis ya di bidang musik, film, dan dunia hiburan.

Rosihan Kailinto Nurdin juga menulis lirik lagu, yang sebagian di antaranya, musiknya digarap oleh Ote Abadi dari Konser Rakyat Leo Kristi. Ote adalah junior Bang Han yang selama beberapa tahun mereka satu kamar di Asrama Mahasiswa Sulawesi Tengah di kawasan Sentiong, Jakarta Pusat.

Ote Abadi hadir pada prosesi pemakaman pada Minggu, 14 Januari 2024. Ia juga hadir pada Malam Mengenang Rosihan Kailinto Nurdin. Demikian juga halnya dengan Gitaris God Bless, Ian Antono, yang menghadiri pemakaman serta Malam Mengenang, bersama sang istri, Titiek Saelan.  Sofyan Ali, tokoh utama industri promotor musik Indonesia, hadir di Malam Mengenang.
 
Begitu juga dengan Totok Tewel, gitaris dari grup musik Swami, Dalbo, dan Sirkus Barock. Kehadiran Ote Abadi, Ian Antono, Totok Tewel, dan Sofyan Ali setidaknya menjadi penanda, betapa intensnya interaksi Bang Han dengan para musisi tanah air.

Hubungan Rosihan Kailinto Nurdin dengan sebagian besar musisi tanah air, bukan hanya sebatas relasi jurnalis dan narasumber. Bahkan, sebagaimana dituturkan Sofyan Ali, "Wawasan musik Rosihan sangat luas. Ia kerap memberi masukan berharga. Saya sangat kehilangan."         

Ada sangat banyak kenangan bersama Bang Han. Yang ditampilkan di tulisan dan video ini baru sebagian. Selamat jalan Bang Han. Kami selalu berdoa untukmu.
Salam dari saya Isson Khairul
Persatuan Penulis Indonesia
(*/Las)
Diberdayakan oleh Blogger.